Dalam praktik keagamaan, terutama dalam shalat berjamaah, seringkali muncul situasi di mana imam melakukan kesalahan dalam bacaan Al-Quran. Hal ini menjadi perbincangan menarik, terutama dalam konteks stadion nasional dan tahun politik. Namun, bagaimana sebenarnya status shalat berjamaah dalam pandangan berbagai mazhab fiqih?

1. Imam Abu Hanifah dan Syekh Muhammad
   Menurut pandangan dari Imam Abu Hanifah dan muridnya, kesalahan bacaan Al-Quran oleh imam dapat mempengaruhi keabsahan shalat. Mereka berpendapat bahwa kesalahan bacaan yang menghasilkan makna yang jauh dapat membatalkan shalat.

2. Mazhab Maliki
   Mazhab Maliki berpendapat bahwa kesalahan bacaan Al-Quran tanpa sengaja oleh imam tidak mempengaruhi keabsahan shalat. Namun, makmum yang mengikutinya berdosa jika ada imam lain yang lebih layak.

3. Mazhab Syafi’i
   Pandangan dari mazhab Syafi’i menyatakan bahwa kesalahan bacaan Al-Quran selain Al-Fatihah yang tidak mengubah makna tidak membatalkan shalat berjamaah. Namun, jika kesalahan tersebut mengubah makna, meskipun dilakukan tanpa sengaja, shalat tetap sah namun makruh.

4. Mazhab Hanbali
   Menurut Mazhab Hanbali, kesalahan bacaan surat Al-Quran selain Al-Fatihah tanpa sengaja tidak masalah dalam shalat berjamaah. Namun, jika kesalahan bacaan terjadi pada Al-Fatihah, shalat tersebut menjadi batal.

Dalam konteks kesalahan bacaan karena lupa, sebaiknya hal ini tidak dijadikan masalah publik. Disarankan bagi pihak yang menyelenggarakan shalat berjamaah dengan massa besar untuk memilih imam yang terbiasa mengimami jamaah dalam jumlah besar.

Demikianlah gambaran singkat mengenai pandangan berbagai mazhab fiqih terkait kesalahan bacaan dalam shalat berjamaah. Semoga pemahaman ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dalam praktik ibadah sehari-hari. Selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran demi meningkatkan pemahaman bersama.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq. Wassalamu ’alaikum wr. wb.