Dalam diskusi mengenai azan, sosok sahabat Bilal RA menjadi tokoh yang sangat penting. Peranannya sebagai muadzin yang mengumandangkan panggilan untuk shalat pada masa Rasulullah SAW sangatlah signifikan. Suaranya yang indah dan lantang membuat Rasulullah SAW memilihnya sebagai muadzin. Sejak saat itu, kumandangan azan selalu diidentikkan dengan panggilan untuk shalat lima waktu.
Azan didefinisikan sebagai pemberitahuan masuknya waktu shalat lima waktu dengan redaksi yang sudah diketahui dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Dalam Kitab Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah dijelaskan bahwa azan pertama kali disyariatkan di Kota Madinah pada tahun pertama Hijriyah menurut pendapat yang lebih sahih, berdasarkan riwayat yang dianggap sahih.
Sahabat Bilal RA terkenal sebagai seorang muadzin pada masa Rasulullah SAW, namun muncul pertanyaan apakah Rasulullah SAW sendiri pernah mengumandangkan azan. Dalam beberapa literatur, seperti Kitab Mishbahuz Zhalam Syarhu Bulughil Maram, disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengumandangkan azan sekali ketika dalam perjalanan (safar). Terdapat perbedaan pendapat mengenai bagaimana syahadat kedua dalam azan tersebut, apakah “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” atau “Asyhadu anni Rasulullah.”
Demikianlah sejarah azan yang dapat kita ungkap. Semoga pemahaman ini dapat memberikan wawasan baru mengenai asal-usul dan praktik azan dalam Islam. Kita selalu terbuka untuk menerima masukan dan kritik dari pembaca.
Wallahu a’lam bish-shawab, semoga kita semua selalu mendapat petunjuk yang benar dalam setiap langkah perjalanan kita.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.