Perkawinan merupakan sunatullah yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum memasuki kehidupan rumah tangga. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah konsep sekufu atau kafaah, yang mengacu pada kesetaraan antara suami dan istri dalam berbagai aspek.

Para ulama dari berbagai madzhab telah menetapkan sejumlah kriteria terkait dengan kafaah, meskipun ada perbedaan pendapat di antara mereka. Kriteria kafaah meliputi integritas keagamaan, status merdeka, nasab, harta, profesi, dan kebebasan dari kekurangan yang dapat mempengaruhi perkawinan.

Ada dua pandangan utama terkait dengan kafaah. Kelompok pertama menempatkan kafaah di luar syarat sah akad perkawinan, sementara kelompok kedua, termasuk empat madzhab utama, menganggap kafaah sebagai syarat mengikatnya perkawinan.

Meskipun jarak usia yang besar dan perbedaan tingkat pendidikan di antara suami dan istri tidak termasuk dalam kriteria kafaah, hal ini tidak mempengaruhi sahnya akad nikah. Namun, penting untuk mempertimbangkan hal ini sebelum menikah karena perbedaan signifikan dalam hal usia dan pendidikan dapat mempengaruhi keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Sebagaimana disampaikan oleh Syekh Wahbah Az-Zuhayli, kehadiran pengertian dan keharmonisan di antara suami-istri lebih mudah tercapai ketika terdapat kesamaan usia dan tingkat pendidikan di antara keduanya. Ketiadaan kesamaan ini dapat menyebabkan konflik dan ketidaksesuaian yang dapat mengganggu hubungan rumah tangga.

Dalam mengambil keputusan untuk menikah, penting untuk mempertimbangkan aspek-aspek tersebut agar tujuan perkawinan untuk mencapai keharmonisan dan kebahagiaan dapat terwujud dengan baik. Meskipun perkawinan antara dua individu yang tidak sepenuhnya sekufu tetap sah, namun perbedaan yang signifikan dalam hal usia dan pendidikan perlu dipertimbangkan dengan matang.

Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang baik terkait dengan konsep sekufu atau kafaah dalam perkawinan. Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dan saran dari pembaca.