Ketika waktu salat Ashar dan terutama Maghrib tiba, seringkali kita melihat anak-anak sekolah dasar berkumpul di masjid. Mereka bergabung dalam salat berjamaah bersama orang dewasa, namun tak jarang terjadi candaan yang mengganggu ketenangan di masjid. Sebagian pengurus masjid dan jamaah mengingatkan mereka dengan keras, sementara yang lain memilih untuk menegur mereka secara lembut.
Menanggapi hal ini, perlu kita pahami bahwa bercanda dan bermain adalah bagian dari fitrah anak-anak. Namun, kita juga harus memperhatikan kenyamanan jamaah dewasa yang menggunakan masjid. Imam Al-Ghazali memberikan pandangan terkait hal ini. Anak-anak diperbolehkan masuk ke masjid selama tidak bermain. Namun, jika mereka menjadikan masjid sebagai tempat bermain, maka perlu untuk menghentikannya.
Sayid Muhammad Az-Zabidi juga menekankan pentingnya waspada terhadap kehadiran orang gila, anak kecil, dan orang mabuk di masjid. Mereka perlu dijauhkan agar tidak mencemari kebersihan masjid. Candaan anak kecil di masjid bukanlah hal yang dipandang sebagai kemunkaran, sebagaimana Rasulullah SAW memperlakukan kehadiran anak-anak Habasyah yang bermain di masjid.
Kehadiran anak-anak kecil di masjid seharusnya disambut dengan baik, karena mereka sedang memulai pembiasaan beribadah sejak dini. Namun, perlu pendampingan yang tepat, terutama bagi anak-anak di bawah lima tahun untuk menghindari kemungkinan najis. Menciptakan “masjid ramah anak” membutuhkan manajemen dan kesadaran tinggi dari seluruh jamaah.
Dalam menanggapi candaan anak-anak yang mengganggu, pendekatan lembut dan penuh pengertian lebih efektif daripada bentakan atau cara kasar lainnya. Kita harus mengingat bahwa cara kasar dapat menimbulkan trauma pada anak dan berbagai dampak negatif lainnya.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami dan menghormati keberadaan anak-anak di masjid. Kesiapan manajemen, kesadaran jamaah, dan pendampingan yang tepat akan membentuk lingkungan masjid yang ramah bagi anak-anak. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendidik bagi generasi masa depan.
Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang baik. Kritik dan saran selalu kami terima dengan terbuka.
Terima kasih.