Ketika waktu salat Ashar dan terutama Maghrib tiba, seringkali di masjid banyak anak-anak usia sekolah dasar yang berkumpul. Mereka ikut serta dalam salat berjamaah bersama orang dewasa, namun kadang juga terlibat dalam candaan yang dapat mengganggu ketenangan di masjid. Sebagian pengurus masjid dan jamaah memperingatinya, namun ada pula yang merespon dengan keras.
Candaan dan kelakuan anak-anak merupakan bagian dari fitrah mereka yang tidak bisa dihindari. Namun, perlu adanya penanganan yang tepat agar kehadiran mereka tidak mengganggu kenyamanan jamaah dewasa yang menggunakan masjid. Imam Al-Ghazali dalam keterangannya menyebutkan mengenai batasan dan pengecualian terkait aktivitas anak-anak di masjid.
Imam Al-Ghazali memperbolehkan anak-anak untuk masuk ke masjid selama mereka tidak bermain. Bermain di masjid bukanlah hal yang dilarang bagi mereka, kecuali jika mereka menjadikan masjid sebagai tempat bermain yang sudah menjadi kebiasaan mereka. Dalam hal ini, perlu dilakukan larangan karena bermain di masjid adalah aktivitas yang halal jika dilakukan dalam jumlah yang sedikit.
Sayid Muhammad Az-Zabidi juga mengingatkan bahwa kehadiran orang gila, anak kecil, dan orang mabuk perlu diwaspadai agar tidak mencemari masjid. Anak kecil boleh masuk ke masjid selama tidak bermain, sehingga aman dari kemungkinan pencemaran. Candaan anak-anak di masjid bukanlah kemunkaran, seperti yang ditunjukkan oleh sikap Rasulullah SAW terhadap anak-anak Habasyah yang bermain di masjid.
Dalam konteks ini, penting bagi pengurus masjid dan jamaah untuk memahami bahwa kehadiran anak-anak di masjid seharusnya disambut dengan baik. Pembiasaan anak-anak sejak dini untuk hadir di masjid merupakan langkah awal yang baik. Namun, perlu kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan masjid yang ramah bagi anak-anak.
Penting juga untuk menanggapi candaan anak-anak yang mengganggu dengan cara yang lembut dan penuh pengertian, tanpa perlu menggunakan bentakan atau sikap kasar yang dapat menimbulkan dampak negatif. Karena perlakuan kasar dapat menciptakan trauma pada anak-anak dan menimbulkan mudharat lainnya.
Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk menghadapi kehadiran anak-anak di masjid dengan bijaksana. Semoga pemahaman ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menjaga kebersamaan di lingkungan masjid.
Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan masjid yang inklusif dan ramah bagi semua jamaah, tanpa meninggalkan nilai-nilai pendidikan dan kesopanan dalam beribadah. Semoga kita senantiasa diberi petunjuk dalam menjalankan ibadah kita dengan baik dan penuh keberkahan.