- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menyambut Kedatangan Tokoh: Antara Shalawatan dan Tradisi Lokal

Google Search Widget

Di berbagai daerah, seringkali kita jumpai tradisi menyambut kedatangan tokoh-tokoh seperti kiai, pejabat, atau mubaligh dengan shalawatan atau nyanyian daerah yang diiringi rebana. Hal ini seringkali menimbulkan pertanyaan mengenai hukumnya dalam Islam.

Menurut penjelasan yang dapat kita temukan, tradisi menyambut tamu istimewa dengan shalawatan dan musik pada saat kegembiraan diperbolehkan. Hal ini sejalan dengan pandangan Abu Hamid Al-Ghazali yang menyatakan bahwa mendengarkan musik pada saat-saat kegembiraan seperti hari raya, kembalinya orang yang bepergian, atau kelahiran anak adalah diperbolehkan.

Al-Ghazali juga menegaskan bahwa ekspresi kegembiraan masyarakat Madinah saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW dengan nyanyian dan syair adalah tindakan terpuji. Menyambut kedatangan tokoh-tokoh yang dinanti-nantikan dengan ekspresi kegembiraan yang diperbolehkan merupakan hal yang positif.

Dengan demikian, dalam konteks menyambut kedatangan tokoh-tokoh seperti kiai atau pejabat yang diharapkan kedatangannya, tradisi menyambut dengan shalawatan atau nyanyian daerah dapat dianggap sebagai bentuk ekspresi kegembiraan yang diperbolehkan dalam Islam.

 

Demikianlah penjelasan singkat mengenai hukum menyambut kedatangan tokoh dengan shalawatan dan musik dalam tradisi lokal. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca untuk memahami lebih dalam mengenai tradisi dan hukum Islam terkait.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 8

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?