Hamil adalah momen istimewa bagi setiap wanita, terlebih saat memasuki bulan ke tujuh kehamilan. Sebuah anugerah besar yang patut disyukuri. Persiapan menyambut kelahiran pun menjadi fokus utama, termasuk persiapan untuk memberikan ASI kepada bayi yang akan lahir nanti.
Salah satu hal penting yang dibahas dalam agama terkait pemberian ASI adalah mengenai kolostrum. Kolostrum merupakan air susu pertama yang dikeluarkan oleh ibu setelah melahirkan. Ciri khasnya adalah berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dibandingkan dengan air susu biasa.
Dalam perspektif agama, kolostrum memiliki nilai sangat penting bagi kesehatan bayi. Menurut ajaran agama, memberikan kolostrum kepada bayi dianggap sebagai kewajiban karena manfaatnya yang besar. Para ulama sepakat bahwa pemberian ASI kepada bayi adalah suatu kewajiban selama bayi membutuhkannya.
Di antara dalil yang menunjukkan disyariatkannya pemberian ASI, terdapat ayat dalam al-Qur’an yang menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh. Namun, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai siapa yang bertanggung jawab atas penyusuan tersebut.
Menurut madzhab Syafi’i, seorang ibu wajib menyusukan kolostrum kepada anaknya meskipun ada perempuan lain yang menyusuinya. Hal ini disebabkan karena kolostrum memiliki peranan vital dalam membantu daya tahan tubuh bayi dan membantunya bertahan hidup.
Dengan demikian, penting bagi setiap ibu untuk memahami pentingnya memberikan kolostrum kepada bayi yang baru lahir. Memberikan ASI, termasuk kolostrum, bukan hanya merupakan tugas fisik semata, tetapi juga merupakan amal ibadah yang mulia dalam Islam. Semoga informasi ini bermanfaat bagi setiap ibu yang sedang atau akan melahirkan.