Ibadah kurban dalam agama Islam memiliki makna yang mendalam dan penuh hikmah. Surat Al-Hajj ayat 36 menjelaskan peranan hewan kurban dalam syiar agama Islam, yang menjadi simbol pengorbanan dan ketaatan kepada Allah. Dalam ibadah ini, hewan-hewan kurban, termasuk unta dan sapi, menjadi bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah.

Proses penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan menyebut nama Allah sebagai bentuk kesadaran dan keikhlasan dalam menjalankan perintah-Nya. Penyembelihan yang tertib dan sesuai dengan syariat mencerminkan penghormatan terhadap ciptaan Allah serta kepatuhan terhadap aturan agama.

Setelah hewan kurban disembelih, Allah memerintahkan umat Islam untuk memanfaatkan dagingnya sebaik mungkin. Dianjurkan untuk memakan sebagian daging tersebut dan membagikan sebagian lainnya kepada orang yang tidak meminta-minta maupun yang meminta-minta. Hal ini menunjukkan semangat berbagi dan solidaritas sosial dalam ajaran Islam.

Allah menegaskan bahwa hewan kurban ditundukkan untuk kepentingan manusia agar mereka dapat bersyukur. Penyembelihan hewan kurban merupakan bentuk ibadah yang sangat dihargai dan memiliki nilai spiritual tinggi dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam pelaksanaan ibadah kurban, Islam memberikan fleksibilitas bagi umatnya. Jika seseorang tidak mampu membeli unta atau sapi, bisa menggantinya dengan kambing sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw. Hal ini menunjukkan perhatian Islam terhadap kondisi dan kemampuan umatnya dalam menjalankan ibadah.

Berdasarkan tafsir Al-Qur’an, ibadah kurban mengajarkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Proses penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan kesadaran penuh akan kedaulatan Allah serta pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya.

Ibadah kurban bukan sekadar ritual, melainkan bentuk pengabdian dan pengakuan atas kebesaran Allah. Melalui ibadah ini, umat Islam diajarkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah serta memahami pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.