Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan pelaksanaan pendidikan sangat terkait dengan ketersediaan dana yang memadai. Dalam konteks ini, Islam memberikan pandangan yang jelas terkait dengan pentingnya memberikan perhatian yang lebih kepada guru dalam hal kesejahteraan dan pengembangan diri mereka.
Dalam sebuah syi’ir terkenal, disebutkan bahwa terdapat enam syarat untuk mendapatkan ilmu, di antaranya adalah adanya biaya. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi finansial dalam dunia pendidikan memiliki peran yang signifikan. Oleh karena itu, keputusan pemerintah untuk meningkatkan tunjangan bagi guru merupakan langkah yang tepat dalam mendukung keberlangsungan dan kualitas pendidikan.
Pada tahun 2024, anggaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengalami peningkatan menjadi Rp98 triliun. Salah satu fokus peningkatan anggaran tersebut adalah untuk belanja pegawai, terutama dalam bentuk tunjangan bagi para guru. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan pentingnya memberikan penghargaan kepada para pendidik sebagai bagian dari upaya memajukan masyarakat.
Dalam perspektif Islam, guru termasuk dalam golongan yang memiliki dampak maslahat yang besar bagi masyarakat. Mereka tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pionir dalam memerangi kebodohan demi kemerdekaan intelektual bangsa. Oleh karena itu, memberikan tunjangan kepada guru bukan semata-mata karena keterbatasan ekonomi, melainkan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dan pengaruh positif yang mereka berikan.
Imam Al-Ghazali memandang bahwa dana maslahat seharusnya dialokasikan untuk kepentingan umum atau bagi individu yang tidak mampu mencari nafkah, termasuk di antaranya para guru agama. Menurutnya, keberhasilan pendidikan lebih penting daripada aspek militer, karena tanpa ilmu pengetahuan, generasi muda dapat terjerumus ke dalam pemahaman yang sesat dan radikal, yang pada akhirnya dapat membahayakan stabilitas negara.
Dengan demikian, keputusan pemerintah untuk meningkatkan tunjangan bagi guru tidak hanya merupakan kewajiban moral, tetapi juga strategis dalam menjaga keberlangsungan pendidikan dan keamanan negara secara keseluruhan. Sebagai pilar utama dalam pembangunan intelektual bangsa, guru layak mendapatkan perhatian dan dukungan maksimal dari pemerintah guna menciptakan generasi penerus yang cerdas dan bertanggung jawab.
Peningkatan tunjangan gaji guru dan alokasi anggaran lainnya seharusnya selalu dipertimbangkan secara cermat dan proporsional dengan kebutuhan negara secara menyeluruh. Dengan demikian, langkah-langkah tersebut dapat menjadi investasi jangka panjang bagi kemajuan pendidikan dan kemakmuran bangsa. Melalui penghargaan dan dukungan yang tepat, diharapkan para guru dapat lebih fokus dan bersemangat dalam menjalankan tugas mulia mereka sebagai pahlawan pendidikan bagi negeri ini.