Dalam ajaran Islam, adu ketepatan seperti perlombaan memanah (al-ramyu) adalah suatu bentuk lomba yang mengedepankan ketangkasan dan kecermatan. Namun, perlu diperhatikan bahwa adu ketepatan lempar panah dan sejenisnya harus dijalankan tanpa mengandung unsur judi, undian nasib, atau spekulasi. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip syariat yang mengatur perlombaan dalam Islam.

Dalam konteks ini, terdapat larangan yang tegas terhadap praktik-praktik yang dianggap merusak karakter perlombaan, sebagaimana yang disampaikan dalam ayat Al-Qur’an. Larangan terhadap judi, undian nasib, dan spekulasi dalam perlombaan lempar panah menjadi penting untuk menjaga kesucian serta keadilan dalam perlombaan.

Untuk menjaga agar perlombaan adu ketepatan tidak disalahartikan sebagai bentuk judi, maka perlu diterapkan syarat-syarat tertentu. Misalnya, peserta perlombaan haruslah atlet yang terlatih, jarak sasaran antara peserta harus sama, situasi perlombaan harus netral, jenis busur dan anak panah standar, serta cara melempar atau memanah harus ditetapkan dengan jelas.

Selain itu, dalam hal pemberian hadiah dalam perlombaan, perlu dijaga agar tidak tercampur dengan dana dari pihak ketiga seperti sponsor. Hal ini penting untuk menjaga agar hadiah yang diberikan tetap bersifat sah menurut syariah dan tidak menimbulkan keraguan terhadap legalitas perlombaan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan perlombaan adu ketepatan dalam Islam dapat tetap dilaksanakan secara adil, bersih dari unsur-unsur negatif seperti judi dan spekulasi. Dengan demikian, perlombaan semacam ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan dan ketangkasan tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah yang ada.