Dalam ajaran Islam, doa merupakan hal yang sangat penting. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa doa itu merupakan ibadah dan merupakan inti dari ibadah itu sendiri. Oleh karena itu, doa menempati posisi yang sangat penting dalam ketaatan kepada Sang Khaliq.
Ketika seseorang meninggal dunia dalam Islam, disunahkan untuk melakukan berta‘ziyah. Bertaziya artinya mendoakan keluarga mayit agar diberikan pahala, kebaikan dalam masa sedih atau dukanya, kesabaran dalam menghadapi musibah, dan tentu saja mendoakan ampunan bagi si mayit.
Doa yang tepat ketika ada seseorang yang meninggal dunia adalah dengan mengucapkan doa ta‘ziyah. Ta‘ziyah berarti mendoakan kesabaran dan memberikan kata-kata yang dapat menghibur orang yang sedang berduka, meringankan kesedihannya, dan membantu menghadapi musibah yang dialaminya.
Imam Abû Bakr bin ‘Alî bin Muhammad Al-Haddâd Az-Zabîdî dalam kitabnya menjelaskan redaksi ta‘ziyah yang dapat diucapkan. Dalam redaksi tersebut, kita mendoakan agar Allah membesarkan pahala, memperbaguskan dukanya, memberikan ampunan bagi mayit, membimbingnya untuk bersabar, dan semoga Dia memperbesar pahala sebab kesabarannya.
Selain itu, Imam An-Nawawî memberikan penjelasan mengenai lafal ta‘ziyah secara rinci. Dalam ta‘ziyah kepada seorang Muslim sebab keluarga non-Muslimnya yang meninggal dunia, kita mendoakan agar Allah membesarkan pahala dan memperbaguskan dukanya. Sedangkan dalam ta‘ziyah kepada seorang Non-Muslim sebab keluarganya seorang Muslim yang meninggal dunia, kita mendoakan agar Tuhan memperbaguskan dukanya dan memberikan ampunan bagi mayitnya.
Doa yang diperuntukkan bagi seorang Muslim yang meninggal dunia pada dasarnya berisi permohonan ampunan, rahmat, dan penghapusan dosa. Doa ini merupakan bagian dari doa yang dibaca dalam shalat jenazah.
Dengan demikian, ucapan dukacita yang lebih tepat disampaikan ketika ada seorang Muslim atau Muslimah yang meninggal dunia adalah dengan berisi doa agar almarhum/almarhumah diberikan ampunan dan rahmat Allah Ta‘ala, serta agar keluarganya diberikan kesabaran dan pahala dalam menghadapi musibah tersebut.
Adapun ucapan “semoga husnul khatimah” lebih tepat diperuntukkan bagi orang yang belum meninggal dunia, misalnya yang sedang sakit keras, dan disampaikan kepada keluarganya agar ketika ia meninggal, bisa berpungkasan dengan baik.