Beragama merupakan aspek penting dalam kehidupan umat Islam. Salah satu hal yang sering menjadi perdebatan adalah apakah seseorang bisa beragama tanpa mengikuti mazhab tertentu. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa mengikuti mazhab dalam beragama memiliki nilai dan manfaat tersendiri.
Mengikuti mazhab tidak hanya sekedar tentang melakukan ibadah seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan. Lebih dari itu, mengikuti mazhab juga berarti memahami secara mendalam tentang metodologi dan dasar-dasar ajaran yang telah disusun secara ilmiah oleh para ulama terdahulu.
Tradisi bermazhab dalam Islam bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Ia merupakan hasil akumulasi pemikiran dari generasi ke generasi, dimulai dari Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi‘in, tabi‘it tabiin, ulama mazhab, hingga generasi sekarang. Hal ini menunjukkan pentingnya menghormati dan mengikuti warisan intelektual yang telah ditinggalkan oleh para ulama terdahulu.
Dalam konteks keilmuan agama, para ulama sepakat bahwa bermazhab dalam beragama adalah sebuah kebaikan yang besar. Mereka memandang bahwa meninggalkan mazhab dapat membawa kerusakan yang fatal. Hal ini karena setiap mazhab memiliki landasan dan argumentasi yang kokoh yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Selain itu, mengikuti mazhab juga merupakan wujud dari menghormati tradisi keilmuan yang telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah sendiri pernah menekankan pentingnya untuk mengikuti golongan yang paling besar (as-sawād al-a‘zham), yang dalam konteks ini merujuk kepada empat mazhab yang diakui secara luas.
Dengan demikian, dalam beragama, tidak hanya cukup sekedar melaksanakan ibadah tanpa pemahaman yang mendalam. Namun, juga penting untuk memahami dan mengikuti tradisi keilmuan yang telah disusun oleh para ulama terdahulu agar dapat menjalankan ajaran agama secara benar dan bermakna. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya mengikuti mazhab dalam beragama.