Investasi saham adalah bentuk investasi yang melibatkan pembelian saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam konteks akademis, saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Dengan memiliki saham, seseorang berhak atas bagian dari keuntungan perusahaan sesuai dengan nisbah saham yang dimilikinya.

Dalam syariah Islam, konsep investasi saham dapat dilihat dari perspektif syirkah ‘inan dan syirkah musahamah. Syirkah ‘inan adalah persekutuan modal di mana setiap pemodal memiliki nisbah modal yang sama dengan hak bagi hasil yang sesuai. Untuk memfasilitasi keluarnya salah satu anggota syirkah, nisbah modal dapat diwakilkan dalam bentuk efek saham agar mudah dipindahtangankan.

Di sisi lain, syirkah musahamah adalah bentuk syirkah di mana modal perusahaan dibagi ke dalam saham-saham yang dapat diperdagangkan. Dalam syirkah musahamah, harga setiap lembar saham selalu tetap karena merupakan pecahan dari modal asal perusahaan.

Investasi melalui reksadana saham seharusnya dipandang sebagai penyertaan modal dalam perusahaan dengan aset tetap. Berinvestasi dalam reksadana saham seharusnya berarti memiliki kepemilikan atas aset fisik perusahaan dan menunggu bagi hasil sesuai nisbah modal yang disertakan.

Investasi saham tidak seharusnya hanya dipandang sebagai spekulasi potensi keuntungan semata. Jika hanya melihat potensi keuntungan tanpa memperhatikan kepemilikan atas aset perusahaan, hal tersebut bisa menjadi spekulasi yang merugikan jika perusahaan mengalami kerugian atau bangkrut.

Dalam perspektif syariah, investasi saham yang didasari oleh kepemilikan riil atas aset perusahaan lebih sesuai daripada sekadar spekulasi harga saham. Dengan demikian, penting untuk memahami prinsip-prinsip syariah dalam berinvestasi agar sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung dalam Islam.