Musyawarah dan istikharah merupakan dua hal yang sangat penting sebelum mengambil keputusan dalam urusan-urusan penting. Allamah Sayyid Abdullah al-Haddad menegaskan betapa esensialnya kedua hal ini dalam kitab Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah. Dalam kutipan tersebut, disebutkan bahwa sebelum memulai urusan penting seperti bepergian jauh atau menikah, kita sebaiknya berkonsultasi dengan orang-orang terdekat yang dipercayai kearifan dan amanahnya.
Dalam konteks bepergian jauh, mencari jodoh, atau mencari pekerjaan, masukan dari orang-orang terpercaya sangat berharga. Kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dalam melihat masa depan sehingga pendapat orang lain dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan berharga.
Khususnya dalam hal memilih jodoh atau menikah, melibatkan keluarga terdekat seperti orang tua sangatlah penting. Pernikahan bukanlah urusan pribadi semata, tetapi juga melibatkan kedua keluarga. Keterlibatan keluarga dapat membantu mencegah kesalahan dan membawa kehati-hatian dalam mengambil langkah ke depan.
Namun demikian, hasil musyawarah atau konsultasi dengan orang-orang terdekat bukanlah keputusan final. Sebagai makhluk individual, kita tetap memiliki keterikatan dengan Sang Pencipta. Melalui shalat istikharah, kita berkomunikasi dengan Allah untuk memohon petunjuk-Nya dalam mengambil keputusan.
Hasil istikharah dapat dirasakan melalui kemantapan hati atau melalui mimpi simbolis. Jika masih ragu, istikharah dapat diulang beberapa kali sebelum mengambil keputusan akhir. Pentingnya memadukan antara adab kepada sesama manusia dan adab kepada Allah dalam setiap keputusan yang diambil tidak boleh diabaikan.