Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai jumlah air yang disunnahkan dalam berwudhu. Kali ini, kita akan membahas tata cara yang benar dalam kasus berwudhu dengan air satu gayung.

Jika seseorang melakukan wudhu dengan cara menuangkan air sedikit demi sedikit dari gayung ke anggota wudhu tanpa menyentuh air dengan tangan, maka cara ini adalah cara yang disepakati kebolehannya. Bahkan, ini adalah cara standar berwudhu jika menggunakan sedikit air (kurang dari 2 qullah). Namun, jika menggunakan banyak air atau melebihi 2 qullah, baik berwudhu dengan menuangkan air atau berwudhu di dalam wadah air, semuanya diperbolehkan.

Namun, jika seseorang melakukan wudhu dengan memasukkan tangan ke dalam gayung, maka cara ini memerlukan perincian lebih lanjut. Sebagian ulama, terutama dari mazhab Syafi’i, berpendapat bahwa air yang sudah digunakan untuk menyucikan satu anggota wudhu tidak boleh digunakan lagi untuk anggota wudhu lainnya.

Poin penting dalam hal ini adalah niat ightirâf. Jika seseorang memasukkan tangan ke dalam gayung atau wadah air lainnya dengan niat ightirâf, maka airnya tidak menjadi musta’mal dan dapat digunakan untuk melanjutkan wudhu. Namun, jika tanpa niat ightirâf, maka air tersebut dianggap musta’mal dan harus diganti dengan air bersih.

Niat ightirâf harus dilakukan saat awal tangan menyentuh air dalam wadah. Intinya, jika seseorang berniat mengambil air dari wadah untuk berwudhu di luar wadah, maka wudhunya sah. Namun, jika berniat membasuh tangan di dalam wadah, maka wudhunya tidak sah.

Semua permasalahan ini berkaitan dengan niat ightirâf. Niat ini sebagai penegasan bahwa tangan menyentuh air bukan untuk menghilangkan hadas tangan di dalam wadah, melainkan hanya sebagai media pengambilan air.

Dengan demikian, penting untuk memperhatikan niat ightirâf saat berwudhu agar ibadah wudhu kita sah dan diterima oleh Allah SWT.