Dewasa ini, isu konflik yang disebabkan oleh agama seringkali menjadi sorotan utama dalam berbagai peristiwa di seluruh dunia. Dari konflik di Poso, Ambon, hingga kasus intoleransi lainnya di Indonesia, hingga perseteruan antara Palestina dan Israel, perang di Afghanistan, dan masalah etnis Rohingya yang masih terus berlangsung.
Agama seringkali dianggap sebagai sumber konflik yang kompleks. Sentimen agama memicu simpati dan dukungan kelompok, bahkan mendorong beberapa individu untuk terlibat dalam konflik atas dasar keyakinan akan mati syahid.
Selain konflik yang dianggap sebagai masalah agama, gerakan penyeru jihad dan aksi teror juga semakin marak. Mulai dari gerakan ISIS, jaringan Jamaah Islamiyah, hingga konflik di Marawi dan serangkaian aksi teror di Indonesia, seringkali dikaitkan dengan nilai-nilai agama, terutama Islam.
Namun, jika kita merujuk pada sejarah perang dalam Islam, terdapat fakta-fakta penting yang perlu dipahami. Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan perang atas dasar perbedaan agama semata. Perang-perang yang dilakukan beliau lebih banyak dipicu oleh konflik sosial-politik pada masanya.
Sebagai contoh, pada perang Badar, motivasi utama bukanlah agama melainkan upaya untuk mendapatkan hak-hak atas tanah dan harta yang ditinggalkan oleh umat Muslim yang hijrah. Begitu pula pada perang melawan kaum Yahudi di Madinah, lebih karena pembatalan pakta damai yang disepakati secara sepihak.
Perang Tabuk melawan kaum Kristen dan Bizantium juga tidak bermotifkan agama secara langsung. Perang tersebut dipicu oleh ancaman serangan dari luar yang membuat Nabi Muhammad SAW bersiap untuk melindungi umat Muslim.
Dalam sejarah Islam, jelas terlihat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memulai perang atas dasar perbedaan agama semata. Islam tidak mengajarkan untuk memerangi non-Muslim tanpa alasan yang jelas. Pemahaman akan konteks sejarah perang-perang pada masa Nabi sangat penting untuk menghindari stereotip bahwa Islam adalah agama yang mendorong kekerasan terhadap non-Muslim.
Dengan memahami fakta-fakta sejarah ini, kita dapat melihat bahwa Islam sejatinya mengajarkan perdamaian dan toleransi, bukan permusuhan dan kekerasan tanpa alasan yang jelas. Semoga pemahaman ini dapat membantu kita menyikapi isu-isu konflik modern dengan bijak dan cermat.