- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Mengapa Keadilan dalam Kekuasaan Lebih Penting Daripada Kezaliman

Google Search Widget

Pemikiran klasik tentang nasihat kepada para penguasa telah menjadi topik yang menarik selama berabad-abad. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Nicolo Machiavelli dengan bukunya yang kontroversial, The Prince, yang mengajarkan strategi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara apapun, termasuk berbohong dan memfitnah. Namun, pro dan kontra selalu muncul terkait dengan pandangan Machiavelli ini.

Seabad sebelum Machiavelli, Imam al-Ghazali sudah menyampaikan nasihatnya untuk penguasa. Berbeda dengan Machiavelli, Imam al-Ghazali menekankan pentingnya keadilan dalam kekuasaan daripada menggunakan segala cara termasuk yang tidak bermoral. Beliau bahkan mengkritik ulama dan penguasa dalam karyanya.

Imam al-Ghazali menegaskan bahwa kerusakan pada rakyat disebabkan oleh penguasa yang zalim dan para ulama yang tidak menjalankan fungsi dengan benar. Beliau menyarankan agar penguasa fokus pada keadilan, sebagaimana yang disampaikan dalam kitabnya al-Tibrul Masbuk fi Nashihatil Muluk.

Menurut Imam al-Ghazali, penguasa adil lebih berharga di mata Allah daripada penguasa yang bertindak zalim. Beliau juga menekankan bahwa keberhasilan suatu negara tergantung pada keadilan penguasanya. Contoh dari sejarah Persia dan Cina dipakai untuk memperkuat argumennya.

Pertanyaannya, apakah kita akan mengikuti nasihat Machiavelli yang membenarkan segala cara demi kekuasaan, atau akan memilih prinsip keadilan seperti yang ditekankan oleh al-Ghazali? Keputusan ada di tangan kita.

Blog ini memberikan pandangan yang menarik untuk dipertimbangkan dalam konteks kebijakan dan kepemimpinan saat ini. Keadilan dalam kekuasaan mungkin bukanlah hal yang mudah, namun merupakan fondasi yang penting untuk kesejahteraan bersama.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

June 2

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?