- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ekspresi Kebencian: Perspektif Islam dan Dampaknya dalam Masyarakat Kekinian

Google Search Widget

Di era komunikasi modern saat ini, kita disuguhkan dengan berbagai perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah munculnya istilah-istilah baru seperti “haters” dan “bully” yang kini sering kita temui, terutama di media sosial seperti Twitter, Facebook, WhatsApp, dan platform lainnya. Ekspresi kebencian dari pihak tertentu seringkali disampaikan dengan kata-kata kasar, menyakitkan, bahkan menyindir secara halus. Fenomena ini patut untuk kita telaah lebih dalam.

Dalam Islam, ekspresi kebencian adalah perilaku yang jelas dihindari. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Abu Sulaiman Al-Khatthabi dalam kitab Uzlah, bahwa kebencian hanya akan membawa kesengsaraan bagi orang lain dan tidak akan memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Imam Al-Mawardi dalam kitab Adabud Dunia wad Din mengenai akibat buruk dari sifat dengki dan kebencian.

Rasulullah SAW pun mengingatkan umatnya tentang bahaya penyakit benci dan dengki yang dapat merusak agama seseorang. Beliau menekankan pentingnya saling mencintai dan menyebarkan salam di antara sesama umat. Karena dengan saling mencintai, rasa dengki dapat terhapuskan dan hubungan menjadi harmonis.

Ekspresi kebencian juga dikategorikan sebagai salah satu maksiat dalam ajaran Islam. Ghibah, atau menggunjing, adalah contoh nyata dari ekspresi kebencian yang harus dihindari. Diam atas ghibah pun dianggap sebagai bentuk setuju terhadap perilaku buruk tersebut.

Sebagai sebuah maksiat, ekspresi kebencian memiliki konsekuensi yang serius. Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa surganya Allah tidak akan dimasuki oleh orang-orang yang terbiasa melakukan perbuatan buruk dan berbicara kasar. Mereka harus mendapat siksa dan penyucian sebelum bisa masuk surga.

Dalam konteks hukum di Indonesia, ekspresi kebencian juga diatur dalam Undang-Undang ITE sebagai tindakan pencemaran nama baik. Oleh karena itu, menjaga kesantunan berkomunikasi di ruang publik menjadi penting agar terhindar dari konsekuensi hukum yang menyertainya.

Dengan demikian, sebagai individu yang berpegang teguh pada nilai agama dan norma sosial, kita diharapkan mampu menjauhi ekspresi kebencian dan senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama. Karena pada akhirnya, apa yang kita tanam hari ini akan kita tuai kelak. Semoga kita semua selamat di dunia dan akhirat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?