Allah SWT telah merahasiakan malam Lailatul Qadar dari umat manusia, sehingga hanya orang-orang istimewa yang mampu memahami keistimewaan malam tersebut. Di antara orang istimewa tersebut adalah hamba pilihan, yaitu al-Musthafa Muhammad Rasulullah SAW. Keistimewaan malam tersebut begitu besar hingga membuat para sahabat sangat mengidamkan dan berani bertanya kepada Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai tanda-tanda Lailatul Qadar, beliau menjelaskan bahwa malam tersebut terang, bercahaya, udaranya tidak terlalu panas maupun dingin, tidak mendung, tidak hujan, tidak ada gerak angin, dan tidak ada bintang yang dilemparkan. Ketika pagi tiba, matahari terbit dengan cahaya yang lembut.
Meskipun Rasulullah SAW sebagai manusia pilihan yang dijamin kemuliaannya oleh Allah SWT, beliau tetap berusaha mendapatkan Lailatul Qadar setiap bulan Ramadhan melalui berbagai ibadah malam seperti shalat, membaca Al-Qur’an, beristighfar, berzikir, dan berdoa. Hal ini diamini oleh Aisyah melalui haditsnya yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW akan sangat beribadah di 10 malam terakhir Ramadhan dan membangunkan keluarganya untuk ikut serta.
Aisyah juga pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai doa yang sebaiknya dibaca ketika mendapatkan Lailatul Qadar. Rasulullah SAW menjawab dengan doa: “Ya Allah, Engkau adalah Maha Pengampun yang menyukai pengampunan, maka ampunilah aku.”
Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk kepada umatnya mengenai tanda-tanda Lailatul Qadar, amalan-amalan yang dapat dilakukan, serta doa yang sebaiknya dibaca saat mendapatkan malam istimewa itu.