- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Talqin untuk Mayit: Pentingnya Mengingat Ajaran Islam

Google Search Widget

Dalam kitab مخنى المحتاج juz I, disebutkan bahwa menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hanbal, hukum membaca Talqin bagi mayit yang sudah mukallaf setelah selesai dikubur itu hukumnya disunahkan. Orang yang membaca talqin tersebut duduk di arah kepala kuburan mayit, kemudian berkata kepada mayit dengan kalimat yang mengingatkan tentang ajaran Islam.

Salah satu bacaan talqin yang dianjurkan adalah:

“Ya Abdullah bin Amatillah; ingatlah apa yang kamu keluar atasnya dari dunia ini: Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, surga itu benar, neraka itu benar, kebangkitan itu benar dan hari kiamat pasti datang tanpa diragukan lagi. Allah akan membangkitkan manusia dari kubur dan sesungguhnya engkau telah ridla bahwa Allah sebagai Tuhanmu, Islam agamamu, Muhammad Nabimu, Al-Qur’an panutanmu, Ka’bah kiblatmu, dan orang-orang mu’min saudaramu.” (Hadits diriwayatkan Thobroni).

Imam Nawawi menyatakan bahwa meskipun hadits ini dha’if, tetapi dikuatkan oleh beberapa hadits lain yang shahih dan firman Allah:

“Dan berilah peringatan; sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”

Selanjutnya, dalam kitab Nailul Awthar juz IV, terdapat riwayat dari Rasyid bin Sa’ad, Dlamrah bin Habib, dan Hakim bin Umair yang menjelaskan bahwa setelah kuburan diratakan dan orang-orang pergi, disunnahkan untuk mengatakan kepada mayit di atas kuburnya:

“Yaa Fulan, katakan! Tidak ada Tuhan kecuali Allah tiga kali; Yaa Fulan, katakan! Tuhanku Allah, agamaku Islam, Nabiku Muhammad SAW.”

Dalam kitab الحاوى للفتاوى juz II karya Al-Imam Sayuthi, diceritakan bahwa ketika putra Nabi Muhammad SAW, Ibrahim, dikuburkan, Rasulullah berdiri di atas kuburnya dan berkata:

“Wahai anakku, hati berduka cita dan air mata mengalir. Kami tidak mengatakan sesuatu yang membuat Allah murka. Sesungguhnya kami dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Wahai anakku, katakanlah! Allah Tuhanku dan Islam agamaku, serta Rasulullah ayahku.”

Tindakan ini membuat para sahabat dan Sayyidina Umar menangis. Umar mengungkapkan bahwa putra Nabi yang belum baligh masih membutuhkan talqin seperti itu. Rasulullah SAW kemudian bersedih atas tangisan mereka.

Talqin memiliki mashlahat besar bagi yang masih hidup. Dengan mendengar talqin, kita diingatkan untuk menyiapkan diri menghadapi kematian.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?