Pada malam takbiran, tradisi merayakan dengan keliling kampung telah lazim dilakukan oleh sebagian masyarakat. Namun, bagaimana dengan mereka yang memilih untuk tetap berdiam di dalam kampung? Apakah tindakan tersebut sudah termasuk dalam menghidupkan malam Idul Fitri secara syar’i?
Dalam ajaran agama Islam, kita dianjurkan untuk merayakan malam Idul Fitri dengan penuh kegembiraan dan keberkahan. Malam Idul Fitri merupakan waktu yang mulia yang seharusnya tidak kita lewatkan begitu saja. Mengisi malam Id dengan berbagai ibadah kepada Allah SWT adalah suatu anjuran yang sangat ditekankan.
Tidak ada ketentuan khusus mengenai jenis ibadah yang seharusnya dilakukan di malam Id. Artinya, siapapun yang melakukan ibadah apapun bentuknya, maka ia telah menghidupkan malam Idul Fitri sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Sebagian ulama menyarankan untuk mengisi malam Idul Fitri dengan berbagai ibadah seperti shalat, tadarus Al-Quran, atau zikir. Bahkan, tradisi takbiran keliling masyarakat juga dianggap sebagai bagian dari menghidupkan malam Id. Bahkan bagi mereka yang terbaring di rumah sakit, ibadah seperti zikir, sedekah, atau tadarus Al-Quran juga dianggap sebagai bentuk menghidupkan malam Idul Fitri.
Bagi masyarakat yang ingin melaksanakan takbir keliling, penting untuk tetap menjaga ketertiban berlalu lintas, berperilaku sopan di jalanan, serta menghindari penggunaan petasan yang dapat membahayakan. Hal ini penting untuk menjaga keselamatan bersama.
Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang baik. Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dan saran dari pembaca. Semoga kita semua dapat merayakan malam Idul Fitri dengan penuh keberkahan dan kebahagiaan.