Dalam ibadah Jumat, khutbah memiliki peran penting sebagai sarana untuk menyampaikan pesan ketakwaan kepada jamaah. Seorang khatib diwajibkan untuk memberikan nasihat agar umat muslim dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Meskipun tidak ada ketentuan khusus terkait pilihan kata dalam pesan ketakwaan, khatib disarankan untuk menggunakan kata-kata yang jelas, terang, dan mudah dipahami tanpa menggunakan kata-kata klise atau bahasa asing yang sulit dipahami.
Anjuran dari para ulama, seperti yang disampaikan Imam Nawawi dalam Al-Majemuk, menekankan pentingnya penggunaan kata-kata yang bijak dan mudah dipahami dalam khutbah. Khatib disarankan untuk menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu berat, kontroversial, atau sulit dipahami oleh sebagian jamaah Jumat. Tujuan utama dari pesan ketakwaan adalah untuk mengingatkan umat tentang pentingnya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dengan cara yang bijak dan santun.
Meskipun tidak ada ketentuan khusus terkait redaksi wasiat ketakwaan, khatib disarankan untuk membatasi diri pada lafal “washiat” itu sendiri. Penggunaan kata aneh, asing, atau kontroversial dalam khutbah dapat mengalihkan fokus dari pesan ketakwaan yang seharusnya disampaikan. Oleh karena itu, para khatib sebaiknya memperhatikan kembali tujuan utama dari wasiat ketakwaan, yaitu meningkatkan kesadaran akan ketaqwaan kepada Allah.
Menyelipkan isu politik praktis dalam khutbah Jumat sebaiknya dihindari. Mimbar Jumat senantiasa dianggap suci dan seharusnya tidak digunakan untuk kepentingan politik praktis yang dapat menimbulkan konflik atau ketegangan di antara jamaah. Para khatib sebaiknya fokus pada pesan ketakwaan dan menghindari penggunaan khutbah sebagai sarana untuk memprovokasi, mencaci-maki, atau menyebarkan informasi yang kontroversial.
Dengan demikian, penting bagi para khatib untuk selalu memperhatikan etika dalam menyampaikan khutbah Jumat. Pesan ketakwaan harus disampaikan dengan kata-kata yang bijak, jelas, dan santun tanpa menyelipkan isu politik praktis yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah Jumat.
Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang baik bagi pembaca. Kritik dan saran selalu kami terima dengan senang hati.