Dalam praktik keagamaan umat Islam, penggunaan gelang tasbih sering kali menjadi perdebatan terkait keberadaannya. Sebagian masyarakat memandangnya sebagai hal yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, sementara sebagian lainnya meyakini bahwa penggunaan gelang tasbih merupakan bagian dari sunnah berzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.

Dalam riwayat hadits Abu Dawud dan At-Tirmidzi, terdapat kisah tentang seorang sahabat perempuan yang menggunakan kerikil untuk menghitung zikirnya. Rasulullah saw pun memberikan alternatif yang lebih mudah dan utama dalam berzikir. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan gelang tasbih atau alat bantu hitung lainnya dalam mengingat Allah telah dikenal sejak zaman Rasulullah.

Syekh Muhammad bin ‘Alan As-Shiddiqi dalam Syarah Kitab Al-Adzkar menjelaskan bahwa penggunaan gelang tasbih tidaklah dianggap sebagai bidah yang bertentangan dengan ajaran Islam. Beliau menegaskan bahwa pemakaian gelang tasbih merupakan bagian dari sunnah berzikir yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan gelang tasbih sebaiknya disesuaikan dengan jumlah zikir yang dilakukan. Jika zikir yang dilakukan sedikit, maka penghitungan dengan jari tangan sudah cukup. Namun, untuk zikir yang banyak, penggunaan gelang tasbih atau alat bantu hitung lainnya dapat membantu menjaga konsentrasi dalam berzikir.

Dengan demikian, penggunaan gelang tasbih dalam mengingat Allah seharusnya dipahami sebagai bagian dari praktik sunnah berzikir yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Penting untuk tetap menjaga konsentrasi dan keikhlasan dalam berzikir tanpa terpengaruh oleh perdebatan seputar penggunaan alat bantu tersebut.

Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terkait penggunaan gelang tasbih dalam berzikir. Kritik dan saran selalu kami terima dengan tangan terbuka.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, Wassalamu ’alaikum wr. wb.