Hiburan malam seringkali dianggap sebagai tempat yang jauh dari kebaikan dan keagamaan. Namun, belakangan ini muncul sebuah peristiwa menarik di media sosial yang menampilkan seseorang mengajak seratus lebih pengunjung tempat hiburan malam untuk bershalawat. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah boleh menyampaikan seruan kebaikan di tempat hiburan?

Menurut beberapa ulama, tindakan mengajak orang untuk melakukan kebaikan seperti bershalawat merupakan bagian dari perintah amar makruf. Namun, apakah amar makruf dan nahi munkar boleh dilakukan di tempat hiburan malam?

Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang mutlak, karena ada beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah penguasaan atas pengetahuan syariat terkait dengan hukum yang akan diamarmakrufkan atau dinahimunkarkan. Selain itu, juga perlu memastikan tidak adanya kemunkaran yang lebih besar serta mempertimbangkan efektivitas dari tindakan tersebut.

Menyampaikan dakwah atau seruan kebaikan seperti membaca shalawat di tempat hiburan dapat dipertimbangkan dengan memenuhi syarat-syarat tersebut sesuai dengan kebutuhan, situasi, norma, dan protokol yang berlaku di tempat tersebut.

Meskipun demikian, pendapat ulama Syafi’iyyah berbeda. Mereka tidak mensyaratkan hal-hal tertentu untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar. Bagi mereka, seseorang tidak perlu mempertimbangkan hal-hal tertentu dalam mengajak orang untuk melakukan kebaikan.

Dari berbagai pendapat ulama, dapat disimpulkan bahwa mengajak pengunjung tempat hiburan malam untuk bershalawat adalah tindakan amar makruf yang dapat dilakukan dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku agar tidak menimbulkan masalah sebagai langkah preventif.

Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang baik. Kritik dan saran selalu kami terima dengan baik. Tetaplah terbuka terhadap pemahaman yang lebih luas dalam beragama. Terima kasih.