Pada tahun 2018, gerhana bulan terpanjang telah dijadwalkan terjadi pada akhir Juli. Fenomena alam ini memang selalu menarik perhatian, terutama bagi umat Islam yang dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan. Namun, muncul pertanyaan mengenai hukum melaksanakan shalat gerhana bulan setelah waktu Subuh yang sebenarnya dilarang untuk shalat.
Rasulullah SAW melarang sejumlah sahabatnya untuk melaksanakan shalat di tiga waktu tertentu, salah satunya adalah shalat setelah Subuh. Larangan ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Ulama Mazhab Syafi’i menyimpulkan bahwa agama melarang shalat pada lima waktu, termasuk shalat setelah Subuh hingga matahari terbit.
Namun, agama juga menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan shalat sunnah ketika terjadi gerhana matahari dan bulan. Shalat sunnah gerhana matahari dan bulan dianjurkan berdasarkan firman Allah SWT dalam Surat Fushshilat ayat 37.
Bagaimana dengan gerhana bulan yang terjadi pada dini hari hingga pagi hari setelah waktu Subuh? Apakah tetap dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana setelah Subuh meskipun dua dalil ini berpotensi bertentangan?
Madzhab Syafi’i memahami larangan shalat pada tiga waktu tersebut sebagai larangan untuk shalat sunnah mutlak tanpa sebab. Sedangkan shalat sunnah yang didahului oleh sebab tertentu, baik sebab terdahulu maupun sebab yang sedang berlangsung, tetap diperbolehkan.
Dari penafsiran ini, dapat dipahami bahwa shalat sunnah gerhana tetap dianjurkan meskipun dilakukan pada waktu-waktu yang sebenarnya dilarang untuk shalat. Hal ini karena shalat sunnah gerhana dilakukan karena adanya sebab gerhana, bukan sebagai shalat sunnah mutlak tanpa sebab.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu pemahaman kita. Diskusi dan pertanyaan lebih lanjut selalu kita nantikan. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan petunjuk kepada kita semua. Terima kasih.
