Fenomena gerhana matahari dan bulan seringkali menjadi momen yang istimewa bagi umat Islam. Dalam Islam, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat saat terjadi gerhana. Namun, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai tata cara pelaksanaan shalat gerhana bulan.

Menurut sebagian ulama, shalat gerhana bulan dilakukan dengan dua rakaat, setiap rakaatnya dilakukan dua rukuk, mirip dengan tata cara shalat gerhana matahari. Pendapat ini dianut oleh mazhab Syafi’i dan Hanbali, serta beberapa ulama lainnya. Mereka menyebutkan bahwa shalat gerhana bulan sebaiknya dilaksanakan secara berjamaah di masjid.

Di sisi lain, terdapat ulama yang berpendapat lain mengenai tata cara shalat gerhana bulan. Mazhab Hanafi dan Maliki, misalnya, berpendapat bahwa shalat gerhana bulan sebaiknya dilakukan secara sendiri-sendiri di rumah masing-masing. Mereka menekankan bahwa shalat gerhana bulan dilakukan dengan dua rakaat, setiap rakaatnya dilakukan satu rukuk seperti shalat sunah lainnya.

Perbedaan pendapat ini juga memengaruhi bacaan dalam shalat gerhana bulan. Meskipun terjadi perbedaan interpretasi antara ulama, penting bagi umat Islam untuk saling menghormati dan menghargai hasil ijtihad yang dilakukan oleh para ulama sesuai dengan mazhab mereka.

Dalam merespons perbedaan pendapat ini, kita diajak untuk belajar lebih mendalam tentang keragaman pandangan dalam Islam. Menghormati perbedaan pendapat dan menjaga persatuan dalam keragaman adalah nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Islam.

Semoga dengan pemahaman yang lebih luas tentang tata cara shalat gerhana matahari dan bulan ini, kita dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan senantiasa menjaga persatuan umat Islam. Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.