Dalam menjalankan ibadah haji, para jamaah sering kali bersemangat tinggi untuk menunaikan shalat di Masjidil Haram. Terdapat keyakinan bahwa pahala shalat di Masjidil Haram sangat besar, bahkan seratus ribu kali lipat dibandingkan dengan shalat di masjid lain. Namun, ironisnya, beberapa jamaah yang sudah lanjut usia dan menginap jauh dari Masjidil Haram terkadang mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah haji.
Dalam hadits, disebutkan bahwa shalat di Masjidil Haram memiliki keutamaan yang luar biasa. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai definisi Masjidil Haram. Menurut Imam Jalaluddin as-Suyuti, Masjidil Haram mencakup seluruh Tanah Haram Makkah, bukan hanya masjid itu sendiri. Pandangan ini juga disepakati oleh mayoritas ulama.
Dengan demikian, pahala shalat jamaah di masjid yang dekat dengan tempat penginapan atau di masjid yang disediakan hotel bagi jamaah haji di Makkah dapat dianggap setara dengan shalat di Masjidil Haram. Hal ini karena konsep Masjidil Haram tidak terbatas pada masjid itu sendiri, tetapi mencakup keseluruhan Tanah Haram Makkah.
Sebagai saran, bagi jamaah haji yang sudah lanjut usia sebaiknya memperhatikan kondisi kesehatan mereka ketika akan menjalankan ibadah haji. Jangan sampai semangat untuk mengejar ibadah sunnah malah mengorbankan pelaksanaan ibadah wajib seperti wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah serta Mina. Kesehatan harus tetap menjadi prioritas agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai pahala shalat di Masjidil Haram dan membantu para jamaah haji dalam menjalankan ibadah haji dengan baik.