Dalam ajaran agama Islam, terdapat kewajiban zakat fitrah yang harus dipenuhi oleh umat Muslim pada bulan Ramadhan. Namun, muncul pertanyaan menarik mengenai bayi yang lahir sebelum dan selama malam Idul Fitri terkait kewajiban zakat fitrah.
Menurut penjelasan dari Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, dalam madzhab Syafi’i, zakat fitrah tidak wajib diberikan untuk janin yang masih berada dalam kandungan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Ibnu Mundzir yang menyatakan bahwa tidak ada kewajiban zakat fitrah untuk janin.
Namun, perlu diperhatikan jika janin keluar di dua waktu yang berbeda, yaitu sebagian tubuhnya keluar sebelum matahari terbenam di akhir bulan Ramadhan dan sebagian tubuh lainnya keluar setelah masuk malam Idul Fitri. Dalam hal ini, Muhyiddin Syaraf An-Nawawi mengemukakan bahwa jika kelahiran janin masih belum sempurna saat masuk malam Idul Fitri, maka tidak wajib memberikan zakat fitrah.
Dalam konteks ini, argumennya adalah bahwa saat sebagian tubuh janin keluar sebelum matahari terbenam dan sebagian tubuh lainnya keluar setelah matahari terbenam di malam Idul Fitri, janin masih dianggap sebagai janin selama proses kelahirannya belum sempurna dan terpisah dari yang melahirkan.
Jadi, berdasarkan pandangan tersebut, janin yang lahir sebagian sebelum dan sebagian setelah masuk malam Idul Fitri tidak wajib dizakati-fitrah. Hal ini dikarenakan kelahiran secara sempurna terjadi pada malam Idul Fitri. Namun, jika janin benar-benar lahir sebelum masuk malam Idul Fitri, maka kewajiban zakat fitrah tetap berlaku.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang baik terkait kewajiban zakat fitrah bagi janin yang lahir sebelum dan selama malam Idul Fitri. Faktor penting yang harus dipertimbangkan adalah kelahiran secara sempurna pada malam Idul Fitri sebagai penentu dalam kewajiban zakat fitrah.