Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa di bulan suci Ramadhan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan mengenai kemuliaan malam ini, tanpa menyebutkan kapan tepatnya malam tersebut terjadi. Dalam Surah Al-Qadr, Allah berfirman bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan, di mana malaikat dan ruh turun dengan izin-Nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu dipenuhi dengan kesejahteraan hingga terbit fajar.
Ada tiga keutamaan yang terkandung dalam ayat tersebut. Pertama, ibadah pada malam Lailatul Qadar setara dengan beribadah selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun empat bulan. Ini menjadi kabar gembira bagi umat Nabi Muhammad SAW yang memiliki usia yang lebih pendek dibandingkan umat nabi-nabi sebelumnya. Kedua, para malaikat turun ke bumi dan memberikan salam kepada orang-orang beriman. Ketiga, malam ini dipenuhi dengan keberkahan hingga terbit fajar.
Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa pun yang beribadah pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu. Beliau juga menjelaskan bahwa Lailatul Qadar terdapat pada setiap bulan Ramadhan dan dapat dicari pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa Lailatul Qadar mungkin terjadi pada tanggal 17, 21, 24, atau malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Tidak ada keterangan pasti mengenai tanggalnya untuk mendorong umat agar terus beribadah dan mencari ridha Allah SWT kapan saja. Jika tanggal pasti diumumkan, orang-orang mungkin hanya akan beribadah pada malam itu saja, dan mengabaikan ibadah di malam-malam lainnya.
Tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar juga dijelaskan dalam berbagai riwayat. Di antaranya, pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu panas dan cuacanya sangat sejuk. Malam harinya, langit bersih tanpa awan, suasana tenang, serta tidak terlalu dingin atau panas.
Untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar, umat disarankan untuk memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan. Ini termasuk melaksanakan shalat fardhu secara berjamaah, qiyamul lail (shalat tarawih, tahajjud, dan lain-lain), serta membaca Al-Qur’an dengan tartil. Selain itu, memperbanyak dzikir, istighfar, dan doa juga dianjurkan.
Umumnya, Lailatul Qadar dianggap jatuh pada tanggal 27 Ramadhan. Di Makkah, para ulama biasa mengkhatamkan Al-Qur’an bersamaan dengan shalat Tarawih pada malam ke-27. Saat itu, ibadah seperti shalat sunnah dan sedekah menjadi lebih semarak dilakukan.
Amal ibadah seharusnya dilakukan semata-mata karena Allah SWT, tanpa berharap pujian atau imbalan dari manusia. Namun, sering kali manusia merasa termotivasi untuk beribadah hanya karena adanya janji pahala besar di bulan Ramadhan. Sayangnya, setelah Ramadhan berlalu, semangat beribadah seringkali memudar.
Kehadiran malam Lailatul Qadar seharusnya menjadi pengingat bahwa ibadah tidak hanya dilakukan pada satu malam saja. Jika manusia dapat konsisten dalam beribadah sepanjang waktu, maka Ramadhan dan Lailatul Qadar akan menjadi awal yang baik untuk meningkatkan kualitas ibadah dalam kehidupan sehari-hari.