- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Penjelasan Mengenai Penentuan Hari Raya Idul Fitri

Google Search Widget

Dalam menjawab pertanyaan mengenai penentuan Hari Raya Idul Fitri, penting untuk memahami bahwa Nahdlatul Ulama (NU) mengedepankan rukyah dalam menentukan awal bulan Qamariyah, termasuk awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Hal ini sejalan dengan nash dan pendapat para ulama yang dianut. Setiap penerbitan informasi mengenai hasil rukyatul hilal bil fi’li mencerminkan prinsip ini, di mana rukyah menjadi kata penentu, sementara hisab berfungsi sebagai dukungan dalam pelaksanaan rukyatul hilal tersebut.

Hisab almanak NU tidak merujuk pada metode Sullam al Nayyirain, melainkan menggunakan pendekatan rukyah yang disepakati melalui musyawarah antara para ulama ahli hisab, astronomi, dan rukyah. Secara empiris, hisab yang digunakan NU memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, di atas 90%, sesuai dengan hasil rukyatul hilal bil fi’li. Selain itu, Departemen Agama juga menerapkan sistem penyerasian untuk mengatasi perbedaan yang muncul dari berbagai metode hisab.

Terdapat lebih dari dua puluh metode hisab yang diterapkan oleh umat Islam, dan perbedaan hasil selalu ada, mulai dari perbedaan yang masih dalam batas toleransi hingga perbedaan yang signifikan. Sebagai contoh, pada penentuan awal bulan Syawal 1427 H, semua metode hisab menunjukkan ijtima’ jatuh pada hari Ahad, 22 Oktober 2006, tetapi terdapat perbedaan waktu. Enam belas metode hisab mencatat waktu antara pukul 12:08 hingga 12:17 WIB, sedangkan NU mencatat pukul 12:07:30 WIB.

Tinggi hilal di Indonesia juga bervariasi menurut metode hisab yang digunakan, umumnya berkisar antara -00 30’ sampai 10. Pada waktu itu, tinggi hilal menurut NU tercatat 00 54’, sedangkan metode lain menunjukkan angka yang berbeda. Perbedaan ukuran tinggi hilal ini dipengaruhi oleh sistem, alat yang digunakan, dan faktor hasib. Dalam astronomi, tinggi hilal dianggap memenuhi syarat untuk rukyah jika memenuhi kriteria tertentu, seperti tinggi hilal minimal 20 derajat dan umur bulan minimal 8 jam setelah ijtima’. Oleh karena itu, cara menghitung tinggi hilal memerlukan rumus-rumus khusus yang rinci dan teliti, sebagaimana dijelaskan dalam ilmu astronomi dan hisab modern.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 28

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?