- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menertawakan Orang Lain dalam Pandangan Islam

Google Search Widget

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita tanpa sadar melontarkan ejekan atau tertawa mengolok-olok kepada orang lain baik secara langsung maupun melalui isyarat. Namun, perlu kita sadari bahwa tindakan tersebut sebenarnya sangat tidak dianjurkan dalam Islam.

Menurut Imam Al-Ghazali, ejekan, olok-olok, serta mengangkat aib dan kekurangan orang lain untuk tujuan tertawaan adalah perilaku yang tercela. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat ayat 11 yang mengingatkan agar tidak saling mengolok-olok karena bisa jadi orang yang diejek lebih baik daripada yang mengolok.

Selain itu, sahabat Ibnu Abbas RA juga menyebutkan bahwa senyum merendahkan dan tertawa sebagai bentuk penghinaan terhadap orang lain merupakan dosa yang tercatat. Bahkan, tertawa dianggap sebagai dosa besar jika dilakukan sebagai ejekan terhadap orang beriman.

Prinsipnya, senyum ejekan dan tertawa penghinaan merupakan tindakan yang dapat menyakiti perasaan orang lain. Islam mengajarkan untuk tidak menyakiti orang lain dan menjauhi tindakan yang meremehkan sesama.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan bersikap terhadap orang lain. Kita harus senantiasa menjaga hati dan perbuatan agar tidak melukai perasaan orang lain. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan kekuatan untuk berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang mulia.

Terima kasih atas perhatiannya. Mari kita bersama-sama memperbaiki diri dan menjauhi perilaku yang tidak terpuji.

 

Salam hangat, Tim Redaksi

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?