Dalam ajaran Islam, konsep syahid memiliki kedudukan yang mulia. Salah satu bentuk syahid adalah kematian akibat wabah penyakit. Rasulullah SAW dalam haditsnya menjelaskan bahwa syahid tidak hanya terbatas pada orang yang gugur di medan perang, tetapi juga mencakup orang yang meninggal karena berbagai penyebab, termasuk wabah penyakit.
Menurut penjelasan ulama, terdapat dua jenis syahid dalam Islam: pertama, orang yang gugur di medan perang dan tidak perlu dimandikan serta dishalatkan seperti sahabat yang gugur di zaman Rasulullah. Kedua, orang yang meninggal bukan di medan perang tetap diperlakukan seperti jenazah pada umumnya, yaitu dimandikan, dikafankan (dapat menggunakan body bags plastik untuk mencegah penularan sementara jika diperlukan), dan dishalatkan.
Selain itu, terdapat tiga kriteria derajat syahid, yaitu syahid dunia dan akhirat; syahid akhirat, tidak di dunia; dan syahid di dunia, tidak di akhirat. Setiap jenis syahid akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan amalannya. Meskipun lima orang yang gugur bukan di medan perang juga mendapatkan derajat syahid di sisi Allah karena wafat dengan penderitaan yang begitu hebat.
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud juga menyebut tujuh jenis syahadah selain gugur di medan perang, seperti orang yang terkena wabah, korban tenggelam, orang yang meninggal karena sakit lambung, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, pemahaman tentang derajat syahid dalam Islam menunjukkan bahwa setiap kematian yang terjadi dengan penuh kesabaran dan keimanan memiliki nilai yang luhur di sisi Allah SWT. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep syahid dalam agama Islam. Tetaplah terbuka untuk menerima kritik dan saran demi kesempurnaan pengetahuan kita.
Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq, Wassalamu ‘alaikum wr. wb.