- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Panduan Praktis Mengenai Aqiqah dalam Islam

Google Search Widget

Aqiqah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Namun, terdapat situasi di mana orang tua mungkin tidak mampu melaksanakan aqiqah pada saat anak lahir, tetapi kemudian ingin melakukannya ketika mereka telah mampu secara ekonomi.

Menurut ajaran Islam, anjuran aqiqah dari orang tua kepada anak berakhir ketika sang anak telah baligh. Setelah itu, anak diperbolehkan untuk melaksanakan aqiqah sendiri atau meninggalkannya. Namun, jika orang tua masih ingin melaksanakan aqiqah untuk anak yang sudah baligh, mereka dapat memberikan uang kepada anak untuk membeli hewan yang akan disembelih sebagai aqiqah.

Selain itu, dalam hal seseorang ingin melakukan aqiqah atas nama orang lain, seperti orang tua yang tidak mampu tetapi anak-anaknya sudah mampu secara ekonomi, hal ini juga diperbolehkan dalam Islam selama mendapat izin dari yang bersangkutan. Tanpa izin, aqiqah yang dilakukan untuk orang lain tidak dianggap sah.

Dalam kitab al-Majmu’ karya Imam Nawawi disebutkan bahwa aqiqah untuk orang lain adalah sah asalkan mendapat izin dari yang diaqiqahi. Dengan demikian, penting untuk memperhatikan persetujuan dari pihak yang bersangkutan sebelum melaksanakan aqiqah atas nama orang lain.

Semoga penjelasan ini dapat menjadi panduan praktis bagi Anda dalam melaksanakan aqiqah sesuai dengan ajaran Islam. Semoga bermanfaat dan menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?