- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menyambut Tamu atau Melanjutkan Berdzikir: Manakah yang Harus Didahulukan?

Google Search Widget

Pertanyaan tentang prioritas antara melanjutkan berdzikir atau menyambut tamu seringkali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Berdzikir, yang memiliki arti mengingat atau menyebut, merupakan praktik spiritual yang dilakukan dengan mengulang-ulang bacaan dan doa. Ada tiga cara umum dalam berdzikir: dengan lisan dan hati, hanya dengan hati, atau hanya dengan lisan.

Dari segi keutamaan, berdzikir yang paling utama adalah yang diucapkan dengan lisan sambil dihayati oleh hati. Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa dengan berdzikir pada Allah, hati menjadi tentram. Namun, dalam situasi di mana seseorang sedang berdzikir dan tiba-tiba didatangi tamu, mana yang seharusnya didahulukan?

Sebaiknya, dalam situasi seperti ini, seseorang sebaiknya menyudahi berdzikir dan menyambut tamu dengan niat untuk melanjutkan berdzikir setelah tamu pergi. Hal ini dikarenakan aktifitas seperti berdzikir dapat ditunda dan dilakukan di waktu lain, sementara kesempatan untuk bertemu tamu biasanya tidak dapat terulang. Sikap ini juga dianjurkan oleh para ulama masa lalu.

Menemui tamu atau melakukan aktivitas sosial lain yang memberikan manfaat bagi orang lain seringkali lebih didahulukan daripada melanjutkan berdzikir yang sedang dilakukan. Dalam perspektif fiqih, kegiatan yang memberikan manfaat kepada orang lain umumnya lebih didahulukan daripada yang manfaatnya hanya kembali pada diri sendiri.

Kesimpulannya, nilai ibadah yang bersifat sosial tidak kalah pentingnya dibandingkan ibadah yang bersifat ritual. Kadang-kala, tindakan kecil yang bermanfaat bagi orang lain lebih bernilai di sisi Allah dibandingkan dengan ibadah individu. Hal ini menggambarkan pentingnya menjalankan nilai-nilai sosial dalam setiap aspek kehidupan kita.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?