- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Tawasul Menurut Pandangan Ulama

Google Search Widget

Tawasul, praktik yang umum dilakukan oleh masyarakat Ahlusunnah wal Jamaah, sering menimbulkan perdebatan terutama terkait dengan tawasul kepada manusia. Beberapa orang mempertanyakan keabsahan tawasul kepada manusia, dan artikel ini akan mencoba memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 35, Allah menyatakan, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Carilah jalan atau wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya. Berjihadlah pada jalan-Nya agar kamu meraih kemenangan.” Hal ini menjadi dasar bagi anjuran tawasul dengan amal saleh menurut para ulama.

Meskipun ada kesepakatan bahwa tawasul dengan amal saleh diperbolehkan, beberapa orang masih meragukan tawasul kepada Allah melalui manusia, para nabi, orang saleh, ulama, atau benda mati. Namun, pandangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menjelaskan bahwa tawasul kepada manusia sebenarnya merupakan tawasul dengan amal yang dilakukan oleh manusia tersebut.

Sayyid Abdurrahman Ba’alawi juga menegaskan pentingnya tawasul dengan amal saleh yang bersifat aksidental. Tawasul kepada Allah melalui para nabi, wali, ulama, dan orang-orang saleh dianggap sebagai hal yang dianjurkan menurut hadits-hadits shahih.

Dengan demikian, praktik tawasul menjadi suatu yang sangat dianjurkan dalam Islam. Artikel ini berusaha menyampaikan pandangan ulama terkait masalah tersebut dengan harapan pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai tawasul dalam Islam.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang baik dan membantu menjelaskan kontroversi seputar tawasul. Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dan kritik dari pembaca.

 

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, Wassalamu ’alaikum wr. wb.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 19

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?