Dalam diskusi seputar tasawuf, seringkali kita mendengar kisah-kisah kontroversial yang diucapkan oleh para sufi seperti Abu Yazid Al-Busthami, Al-Hallaj, Ibnu Arabi, atau Al-Jili. Ucapan-ucapan tersebut terkadang terlihat provokatif dan di luar batas-batas kaidah umum keislaman. Bagaimana sebenarnya pandangan ulama terkemuka mengenai hal ini?
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, perlu dicatat bahwa tidak hanya sufi yang mengucapkan kata-kata yang terkesan ekstrim, tetapi bahkan sahabat Rasulullah pun pernah melontarkannya. Di antara contohnya adalah ucapan Sayyidina Umar yang menggambarkan perasaannya dengan metafora yang dalam.
Abu Yazid Al-Busthami bahkan pernah mengatakan frasa yang kontroversial seperti “Ketaatan Allah kepadaku lebih banyak dibandingkan ketaatanku kepada-Nya.” Sedangkan Al-Hallaj dengan tegas menyatakan, “Tidak ada di jubah ini kecuali Allah.” Ucapan-ucapan semacam ini seringkali menimbulkan resistensi dan penolakan dari kalangan ulama.
Menurut pandangan beberapa ulama, ucapan-ucapan sufi yang terkesan melewati batas seringkali disebabkan oleh keadaan mereka yang tenggelam dalam cinta spiritual. Mereka menggunakan bahasa ekstrem sebagai ungkapan dari kecintaan mereka kepada Tuhan. Namun, penolakan dari ulama bukanlah untuk menafikan nilai-nilai tasawuf, melainkan untuk menjaga agar orang awam tidak tersesat karena salah tafsir.
Dalam merespons kalam-kalam sufi yang kontroversial, ulama terkadang melakukan penolakan sebagai bentuk perlindungan terhadap umat agar tidak tersesat. Hal ini dilakukan bukan atas dasar penolakan penuh terhadap tasawuf, melainkan sebagai langkah preventif agar keyakinan masyarakat tetap terjaga.
Penting bagi kita untuk bijaksana dalam menyikapi kalam-kalam sufi yang terkesan ekstrim. Kita perlu memahami konteksnya secara mendalam agar tidak salah tafsir. Semoga pemahaman ini dapat membantu kita dalam meresapi nilai-nilai spiritual tanpa terjebak dalam interpretasi yang keliru.
Terima kasih telah membaca. Kami senantiasa terbuka untuk menerima masukan dan kritik dari pembaca. Semoga tulisan ini memberikan inspirasi dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pandangan ulama terhadap kalam-kalam sufi.
Salam hangat.