Dalam menjalani keseharian sebagai seorang Muslim, menjalankan ibadah shalat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, bagaimana jika seseorang masih memiliki utang shalat yang belum diselesaikan? Apakah boleh bagi seseorang tersebut untuk mengimami shalat fardhu?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu dipahami bahwa menunaikan utang shalat yang tertunda merupakan suatu kewajiban yang harus segera dilakukan tanpa penundaan, kecuali ada uzur yang sah menghalangi pelaksanaannya. Jika shalat tertunda tanpa alasan yang jelas, maka mengqadha’i shalat tersebut secepat mungkin adalah hal yang wajib. Namun, jika shalat terlewat karena uzur seperti tertidur tanpa sengaja atau lupa, maka mengqadha’i shalat tersebut dengan segera merupakan anjuran yang baik.
Dalam konteks ini, mengimami shalat sebagai imam merupakan tanggung jawab dalam menjalankan shalat berjamaah. Jika seseorang memiliki utang shalat dan hendak mengimami shalat jamaah, perlu dipertimbangkan dengan cermat. Jika utang shalat tersebut terjadi karena adanya uzur, maka boleh baginya untuk menjadi imam atau makmum dalam shalat jamaah.
Namun, jika utang shalat terjadi tanpa alasan yang jelas, maka mengutamakan menyelesaikan utang shalat tersebut lebih dahulu daripada mengimami shalat jamaah adalah suatu larangan (haram). Meskipun secara hukum formal, shalat jamaah dalam kondisi memiliki utang shalat qadha’ tetap dianggap sah.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi seseorang yang hendak menjadi imam untuk mengutamakan menyelesaikan utang shalatnya terlebih dahulu sebelum memimpin shalat jamaah. Dengan demikian, pelaksanaan ibadah akan menjadi lebih khusyuk dan sempurna.
Demikianlah pemahaman tentang prioritas dalam mengimami shalat saat masih memiliki utang shalat yang perlu diselesaikan. Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalankan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.
