Dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, praktik tabaruk seringkali menjadi topik diskusi yang menarik. Tabaruk, yang merupakan salah satu bentuk tawasul, telah menjadi bagian dari praktik keagamaan yang dilakukan oleh banyak umat Islam. Namun, penting bagi kita untuk memahami secara mendalam konsep dan hukum di balik praktik ini.
Tabaruk dalam Al-Quran dan Hadis
Dalam Al-Maidah ayat 35, terdapat petunjuk mengenai praktik tabaruk sebagai bentuk tawasul kepada Allah melalui perantara lahiriah seperti jejak, tempat, atau orang tertentu. Hal ini juga didukung oleh riwayat hadis yang menggambarkan praktik tabaruk yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW. Praktik ini juga diperbolehkan dan disyariatkan dalam Islam.
Pemahaman yang Benar
Penting untuk dipahami bahwa tabaruk bukanlah upaya untuk mengangkat derajat jejak atau tempat tersebut, melainkan sebagai bentuk tawasul kepada Allah melalui sesuatu yang dianggap suci atau berkaitan dengan kebaikan. Jejak atau tempat menjadi berkah karena digunakan untuk kegiatan ibadah dan perbuatan baik.
Kewaspadaan dalam Beribadah
Meskipun praktik tabaruk diperbolehkan, kita tidak boleh lupa bahwa hanya Allah lah yang memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu. Tidak ada yang dapat mendatangkan manfaat atau menolak mudharat kecuali dengan izin-Nya. Oleh karena itu, pemahaman yang benar terkait praktik tabaruk sangat penting agar tidak terjerumus dalam kesalahpahaman.
Siapa yang Dapat Dibertabarukan?
Dalam praktik tabaruk, umumnya orang-orang yang menjadi objek tabaruk adalah individu yang dihormati seperti kiai, guru, atau orang tua. Namun, tetaplah diingat bahwa keberkahan dan manfaat sejati hanya berasal dari Allah SWT.
Kesimpulan
Dengan demikian, praktik tabaruk merupakan bagian dari praktik tawasul yang diperbolehkan dalam Islam. Namun, pemahaman yang benar dan kewaspadaan dalam beribadah tetap harus menjadi prioritas utama agar kita tidak tersesat dalam kesalahpahaman agama.
Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas terkait praktik tabaruk dalam perspektif Islam. Kritik dan saran selalu kami terima dengan tangan terbuka untuk meningkatkan pemahaman bersama.
Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,
Wassalamu ’alaikum wr. wb.